Gedung bioskop di Purwokerto
telah ada sejak sebelum kemerdekaan, ada City Theater yang merupakan jaringan
bioskop di beberapa kota di Hindia Belanda.
City menempati gedung Societeit Slamat yang sekarang menjadi RRI
Purwokerto dan eksis sampai tahun 1950.
Dekade 1950an tercatat ada tiga gedung bioskop di Purwokerto yaitu
Gloria, Elita dan Capitol. Gloria kemudian menjadi Srimaya, Elita menjadi
Nusantara, dan Capitol menjadi Garuda. Pada periode tahun 1970-an, Elita
menjadi bioskop dengan segmen kelas
menengah ke atas, sedang Gloria dan Capitol untuk segmen kelas bawah. Setelah
munculnya gedung bioskop lainnya, Elita terdegradasi menjadi bioskop kelas
bawah. Dulu bioskop masih mengenakan 2 tarif, yaitu kelas 1 dan kelas 2. Kelas
1 untuk penonton yang membayar lebih mahal terletak di belakang dan memakai nomor kursi, sedang kelas 2
terletak di depan tanpa nomor sehingga penonton berebut masuk untuk memilih
kursi. Menonton film zaman dulu berbeda
dengan sekarang. Bila operan film terlambat atau roll film rusak, maka penonton
berteriak mengeluarkan semua kosa kota terjorok yang dimiliki, ditambah lagi
dengan sampah-sampah yang melayang di udara seperti perang bintang. Maklum saja,
setiap zaman memiliki semangatnya sendiri. Bioskop Capitol yang sekarang sudah
tidak berbekas adalah gedung bioskop bergaya art deco dan memiliki balkon untuk
penonton kelas 1. Setelah turun peringkat menjadi bioskop kelas bawah, balkon
itu tetap digunakan dan kadang menjadi WC umum untuk penonton yang malas turun
tangga. Sekarang, Capitol dan Elita sudah lenyap, sedang Gloria sudah alih fungsi menjadi
gudang.
No comments:
Post a Comment