Banyumas semula adalah kota terbesar
dalam Karesidenan Banyumas yang mencakup empat Kabupaten: Banyumas,
Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara. Kota Banyumas didirikan setelah
berakhirnya Perang Jawa tahun 1830. Pemerintah Hindia Belanda memang
merancang Banyumas sebagai ibukota Kabupaten sekaligus ibukota
Karesidenan, sehingga banyak bangunan dan infrastruktur sudah disiapkan
pada awal berdirinya Banyumas. Sungai Serayu di Banyumas merupakan jalan
pengangkutan utama pada masanya.
Barang-barang impor dari luar negeri masuk Banyumas melalui Cilacap
dengan perahu setelah itu baru didistribusikan ke seluruh wilayah
Karesidenan. Sebaliknya, hasil bumi seperti gula, kopi, teh, nilai dan
lainnya dikumpulkan di Banyumas sebelum diangkut dengan perahu ke
Cilacap untuk dikirim ke luar negeri.
Tahun 1886 ketika jalan kereta api Bandung – Jogja via Maos dan Kroya dibuka dan tidak lama kemudian pengangkutan barang dapat dilakukan dari Maos melalui Purwokerto ke Banjarnegara setelah berdirinya Serajoedal Stoomstram Maatschappij (SDS) tahun 1893, kejayaan kota Banyumas mulai redup. Ditambah lagi dengan dibukanya jalur kereta api cepat dari Cirebon ke Jogja melalui Purwokerto dan Kroya.
Tahun 1886 ketika jalan kereta api Bandung – Jogja via Maos dan Kroya dibuka dan tidak lama kemudian pengangkutan barang dapat dilakukan dari Maos melalui Purwokerto ke Banjarnegara setelah berdirinya Serajoedal Stoomstram Maatschappij (SDS) tahun 1893, kejayaan kota Banyumas mulai redup. Ditambah lagi dengan dibukanya jalur kereta api cepat dari Cirebon ke Jogja melalui Purwokerto dan Kroya.
Sebaliknya, Purwokerto semakin bertambah ramai, penduduknya bertambah, sekolah-sekolah dan kantor-kantor baru didirikan. Selain itu Purwokerto menjadi pusat aktivitas Zending dan misionaris yang ikut mendirikan sekolah, gereja dan rumah sakit.
Depresi besar yang melanda dunia sejak tahun 1929 terasa akibatnya sampai ke Hindia Belanda dan memaksa pemerintah Hindia Belanda melakukan penghematan besar-besaran. Mulai bulan Januari 1936 Kabupaten Purwokerto yag semula terpisah dengan Kabupaten Banyumas dihapuskan dan dimasukkan ke dalam wilayah Kabupaten Banyumas. Distrik Purwareja yang semula masuk Kabupaten Banyumas dimasukkan ke wilayah Kabupaten Banjarnegara.
Puncak beralihnya ibukota Kabupaten dari Banyumas ke Purwokerto adalah dengan dipindahkannya pendopo Kabupaten Banyumas, yaitu Pendopo Sipanji ke bangunan kabupaten di Purwokerto awal tahun 1937. Sejak saat itu, Banyumas yang semula adalah ibukota Karesidenan dan Kabupaten terdegradasi menjadi ibukota Kecamatan. Purwokerto menjadi ibukota Kabupaten Banyumas yang baru dan Banyumas menjadi kota yang senyap
No comments:
Post a Comment