Sunday, February 5, 2017

Jejak "Toko Jepang" di Purwokerto


Eks Toko Suzuki
Jejak "Toko Jepang" di Purwokerto

Berawal dari keinginan untuk memperbaiki nasib, gelombang imigran Jepang mulai tiba di Hindia Belanda awal abad ke-20. Sebagian besar memulai aktivitas perdagangan dengan cara berdagang keliling sampai cukup modal untuk membuka toko kecil, yang kemudian diikuti oleh pembukaan toko jaringan.
Toko milik para pedagang Jepang inilah yang kemudian dikenal dengan nama Toko Jepang. Meta Sekar Puji Astuti dalam buku karyanya, Apakah Mereka Mata-Mata?, Yogyakarta:Penerbit Ombak, 2008, menulis bahwa berbeda dengan toko milik orang China yang lebih menyukai proses tawar menawar, Toko Jepang memilih strategi harga pas, yang kadang diikuti dengan pencatuman label harga serta mengadakan obral harga pada waktu tertentu. Seorang senior citizen di Purwokerto bercerita bahwa pada waktu kecil ia pernah mendapat undian jam weker dari Toko Suzuki, suatu strategi marketing yang cukup langka pada waktu itu.
Dari penuturan beberapa nara sumber, ada dua Toko Jepang di Purwokerto, yaitu Toko Suzuki yang sekarang menjadi Toko Obor di jalan Jendral Sudirman dan satu toko lainnya terletak kurang lebih 50 meter sebelah baratnya yang kemudian menjadi Toko Braling dan sekarang menjadi NN Fashion.
Toko Suzuki yang menjual barang-barang keperluan rumah tangga kemungkinan muncul belakangan dan merupakan jaringan toko yang cukup besar, mengingat beberapa kartupos foto (Photo Post Card) Kota Purwokerto mempunyai marking Toko Suzuki di sudut kanan bawah. Jarang toko kecil yang bisa menerbitkan post card jenis itu.
Zaman keemasan Toko Jepang berakhir tahun 1941 pada saat hubungan Jepang - Hindia Belanda memburuk, orang-orang Jepang kembali ke negaranya dan assetnya disita pemerintah Hindia Belanda.

No comments:

Post a Comment